Selasa, 11 Februari 2014

Komunitas Anak Sungai (KAS)

TUMPANG - Komunitas Anak Sungai (KAS) Tumpang punya cara unik untuk melakukan aksi peduli kebersihan sungai. Acara yang dimulai pukul 08.00 kemarin menampilkan beberapa potensi seni yang ada di Kecamatan Tumpang. Di antaranya pelantunan kidung patirtan, sendra tari tirta Kamandalu, tarian kesuburan, dan tabur benih dan bunga setaman. 

Kondisi sungai aliran sumber mata air yang keruh dan banyak sampah menjadi keprihatinan Komunitas Anak Sungai (KAS). Untuk mengajak masyarakat untuk menjaga sungai sebagai sumber mata air, KAS menggelar aksi kepedulian di Sungai Tempur Sewu, Dusun Kemulan, Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Minggu pagi kemarin.

Kegiatan yang dipusatkan di tanah lapang yang diapit pertemuan Sungai Kanting dan Sungai Lajing. Aksi dilakukan dengan menggelar doa bersama, pembacaan kidung patirtan, sampai dengan tabur bunga setaman di sungai.
“Komunitas ini muncul karena banyak sungai dijadikan tempat sampah. Padahal, yang namanya air itu adalah sumber kehidupan. Karenanya, kami yang memiliki kepedulian kemudian mengajak masyarakat untuk tidak lagi memanfaatkan sungai sebagai sampah. Sebagai gerakan awal, kami melakukan pembersihan di sini,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) KAS, Mahmud Maqomi Aka Semot.
Sebagai bentuk kepedulian, juga ditebar benih ikan di sisi lokasi yang menjadi aliran dari mata air Sumberpitu itu. Selanjutnya, dilakukan pemasangan papan-papan larangan membuang sampah di sepanjang aliran sungai. Serangkaian kegiatan itu, lalu diteruskan dengan pembacaan puisi tentang air oleh Guru Besar Psikologi Universitas Negeri Malang, Romo Pambudi.
Pada penghujung ajakan peduli menjaga kebersihan sungai, juga dilakukan pagelaran sendra tari Tirta Kamandalu lengkap dengan gamelan dan gending. Alur cerita dari itu menceritakan cikal bakal sumber mata air sebagai sumber kehidupan. 
Kemudian, acara inti berupa tabur bunga setaman di aliran sungai yang sebelumnya telah direndam dengan sembilan sumber mata air, dilakukan secara bersama-sama sebagai langkah awal untuk menjaga kebersihan aliran sungai. 
“Sebagai tindak-lanjut dari pelaksanaan ini, akan memperbanyak papan larangan membuang sampah, juga akan kerjasama dengan dinas terkait untuk memberikan bak-bak sampah pada sungai yang biasa menjadi titik pembuangan,” terangnya. 


Acara tersebut juga ditandai dengan melakukan pelepasan puluhan benih ikan ke sungai Lajing. Pelepasan benih ikan tersebut dibarengi dengan pemasangan imbauan untuk menjaga kondisi sungai.
Kontan acara yang digelar di tengah arus Sungai Lajing Desa Tulusbesar Tumpang itu menarik perhatian banyak orang. Antara lain, Camat Tumpang, Eru Supriyambodo, Kepala UPTD Dinas Pengairan Kecamatan Tumpang Sukamto, dan beberapa sesepuh desa.
peduli sungai tumpangAlasan KAS melakukan aksi dilandasi keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi sungai Lajing yang dianggap semakin lama semakin kotor akibat tumpukan sampah. Melihat situasi yang seperti itu, para pemuda tidak melihat adanya perhatian dari pemerintah daerah. Melalui aksi peduli kebersihan sungai itulah, KAS berharap ada respon dari pemerintah daerah untuk ikut memperhatikan sungai. ”Dengan datangnya beberapa petinggi, saya melihat ada respon yang sangat baik, sekarang hanya tinggal tunggu realisasinya,” terang Lukman Agus Firmawan, ketua KAS.
Sementara itu, dalam sambutannya, Eru Camat Tumpang menyatakan dukungannya terhadap aksi yang dilakukan KAS tersebut. Ia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keasrian sungai yang ada di Kecamatan Tumpang. Dijanjikan Eru, bahwa untuk acara-acara semacam itu nantinya akan mendapat dukungan penuh dari perangkat daerah.
Sementara itu, Sukamto kepala UPTD Dinas Pengairan Kecamatan Tumpang juga menyatakan dukungannya terhadap aksi yang dilakukan KAS. Menurutnya, 4 sungai yang berada di Kecamatan Tumpang yaitu Sungai Amprong, Sungai Lajing, Sungai Lanting, dan Sungai Cokro memang banyak mengalami penyempitan ruang. Melalui acara semacam itu, ia yakin bahwa program Gemas Dukung Desi (gerakan  masyarakat peduli lingkungan daerah embung, sungai, dan saluran irigasi) Dinas Pengairan Kabupaten Malang bisa terwujud di Tumpang.”Sejauh ini memang hanya Kepanjen yang mampu menjalankan program itu, namun dengan adanya KAS saya yakin Tumpang juga mampu melaksanakan,” terang pejabat yang akrab dipanggil Kamto itu.  (cw4/lid)

1 komentar: