Selasa, 11 Februari 2014

INSPIRASI DARI KOTA BAKPIA :)

INSPIRASI  DARI  YOGYAKARTA

Kehidupan  adalah  harmoni, baik  itu  harmoni dalam kebersamaan manusia dan manusia  lain atau  manusia dengan  alam semesta.  Dan  Kick  Andy  On Location  kali  ini, akan  mengangkat  kisah  ispiratif  tentang  dua  tokoh  yang  berhasil  membangun  harmoni  tersebut.  Dua kisah  kali ini  datang  dari Daerah Istimewa  Yogyakarta.

Kisah  pertama  datang dari  Desa Dengok,  kecamatan Playen, Kabupaten  Gunung Kidul.  Adalah  Siti   Badriyah,  seorang  penggiat  pramuka  yang sudah akrab dengan pohon sejak  remaja. Meski wilayah  Gunung Kidul memiliki sturktur tanah yang tandus, Siti  terus berupaya untuk bisa menghijaukan wilayahnya. Kurangnya sumber air bersih masa itu, membuat Siti  semakin semangat untuk terus menanam pepohonan.  kebiasaan perempuan yang hobi berorganisasi ini semakin meningkat, tatkala ia bergabung dengan Paguyuban Pengeloaan Hutan Rakyat atau PPRH Ngudi Lestari. Organisasi  yang didominasi kaum lelaki ini, membuat ia semakin yakin terhadap pentingnya menjaga kelestarian hutan.
Atas upayanya bersama paguyuban itu, hutan rakyat seluas 229,10 hektare  di Desa Dengok berhasil disertifikasi. Tak ada lagi sistem  tebang butuh. bagi mereka yang menebang satun pohon, diwajibkan menanam lima pohon. Tandusnya tanah, susahnya sumber air kini hanya tinggal cerita di  bagian  Gunung  Kidul itu.  Kehijauan hutan rakyat di desa dengok kini menjadi sebuah pemandangan yang bisa dinikmati siapapun.
Mencintai lingkungan diwujudkan Siti  badriyah dalam berbagai aspek kehidupannya. Selain terus aktif bersama Paguyuban Pengelolaan Hutan  Rakyat, Siti  mensosialisasikan semangat pelestari kepada kelompok masyarakat lainnya.
Tak hanya peduli pada lingkungan alam, Siti  juga peduli pada lingkungan sosialnya. Sejak lima tahun lalu,  ia memiliki kegiatan untuk mengentaskan buta huruf. Ratusan warga kini sudah bisa terbebas dari buta aksara.
Tidak cukup dengan memberikan pelajaran aksara, Ia  juga membagi ilmunya tentang pengelolaan lingkungan pada warga belajarnya di Paguyuban Aksara Green.  Para warga belajar diajarkan bagaimana mengelola sampah, memanfaatkan limbah, budidaya tanaman ekonomi, budidaya ternak dan ikan, hingga berbagai keterampilan yang bermanfaat bagi peningkatan ekonomi keluarga peserta. Tak salah kiranya, jika di tahun 2012 Siti  Badriyah mendapat anugrah pelestari lingkungan kalpataru nasional.  upayanya dalam mewujudkan cinta lingkungan dan sosial memang layak dihargai.

Sementara  itu dari  wilayah  Bantul, kami punya  kisah  tentang  seorang  tokoh  bernama, Chabib  wibowo.  Dia  adalah seorang  mantan  anak  jalanan yang  sempat  terkatung-katung  puluhan tahun dalam  buramnya  kehidupan di jalanan di berbagai  kota  besar, seperti Jakarta,  Bandung,  Surabaya, dan Yogyakarta.
Itu  cerita  lama. Karena  Chabib yang  sekarang adalah  pendiri dan pengelola   panti  atau  rumah  singgah   bagi anak-anak jalanan dan gelandangan di Yogyakarta, terutama bagi mereka  yang  tidak akan  kembali  ke jalanan dan berhenti menjadi pecandu narkoba.
Saat  ini  pondok Hafara  memiliki 70 orang penghuni. Dari 70 orang tersebut, 20 orang gila yang sebagian  dari mereka  sudah  sembuh.  Selebihnya  ada  22 di anak-anak,  dan  ada  7  keluarga  gepeng   atau  gelandangan dan   pengemis . Mereka  ditampung  dalam  rumah-rumah  gubuk  yang  dibuat  dari  bilik sederhana.  Hafara, menampung   mereka  dan dibantu untuk terpenuhi hak-haknya terlebih dahulu seperti pembuatan KTP.
Agar  mereka  tak kembali ke  jalanan,  Hafara  memiliki  banyak  program, seperti  ; pendidikan  calistung, belajar  seni budaya,  hingga pelatihan  keterampilan dalam budidaya  jamur, pepaya, dan  ikan.  Kegiatan yang  terakhir  ini  ditunjukan sebagai  pengetahuan tambahan  dan kegiatan  ekonomi  mereka.
Hafara juga menyelenggarakan program pendidikan bagi anak-anak yang tinggal di pondok. Mereka akan dibantu beljar  hingga  memperoleh ijazah dengan mengikuti  ujian kejar paket. Saat ini, kurang lebih telah ada 100-an anak yang merupakan lulusan Hafara dan telah memiliki ijazah. Sementara ittu,   sekarang  ada  20  anak  yang  sudah  masuk  sekolah  formal  dari   tingkat  taman kanak-kanak, sampai  sekolah  dasar.
Banyak  prestasi  yang sudah  diperoleh  panti  dan  Chabib sendiri  telah menerima penghargaan satya lencana kebaktian sosial dari presiden di jakarta tahun 2010.
Masa lalu mungkin  buram atau  tanpa harapan,  tapi  itu tidak  berarti  masa kini dan mendatang  tanpa cahaya. Ini  yang telah  dibuktikan  oleh kedua  nara  sumber  tadi, serta ada satu  kisah  lain yang tak kalah menariknya di  episode  kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar