Selasa, 11 Februari 2014

Berprestasi Lewat Seni :)

BERPRESTASI LEWAT SENI

Melihat karya dan penampilan para seniman di Kick Andy kali ini memang luar biasa. Ada seorang Martinus Miroto yang mempunyai keahlian menari dengan lima topeng sekaligus. Lima topeng dengan berbagai karakter, seperti sedih, gembira, bingung itu dimainkan secara bersamaan. Dengan iringan musik kontemporer, pria asal Yogyakarta itu memasang topeng di wajah, dua tangan dan kedua kakinya. Di tangan pria berusia 50 tahun itu, lima topeng seakan mempunyai jiwa, alias hidup. Kita seakan larut dan bisa berkomunikasi dengan topeng-topeng yang dimainkan Miroto.


“Tidak hanya di Indonesia. Ketika saya menarikan tarian ini di luar negeri, banyak para pengunjung yang mengatakan seakan bisa berkomunikasi,” ujar Miroto yang sudah melanglang buana membawakan tarian topeng. Sudah tak terhitung jumlah penghargaan yang diperoleh Miroto baik dari dalam dan luar negeri. Termasuk baru-baru ini, Miroto mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia, MURI, atas prestasinya yang menarikan lima topeng secara bersamaan. Untuk menurunkan bakatnya kepada generasi muda, Miroto mendirikan studio tari di daerah Sleman, Yogyakarta.
Bagi Deddy Effendie, agar karya lukisannya bisa terkenal, dia mengutamakan faktor sensasional. Entah orang awam bisa menikmati atau tidak itu urusan nomor kesekian. Pria asal Garut Jawa Barat ini mendapat penghargaan MURI karena karya lukisannya dianggap paling kecil. Bahkan untuk menikmati lukisannya yang berdiameter 3X4 milimiter itu harus menggunakan kaca pembesar. Sungguh aneh bukan? Bahkan dengan karyanya yang diangap sebagian orang aneh itu pria berusia 54 tahun ini pernah mendapat pengakuan dari Guiness World of Record atas karyanya yang dianggap paling kecil di dunia.
Dalam upaya memecahkan rekor dan agar dianggap lain dari yang lain banyak dilakukan orang termasuk para seniman. Begitu halnya Adri Sandra. Pria asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini menciptakan pantun dan syair terpanjang. Dari catatan MURI, pria berusia 45 tahun itu baru-baru ini mendapat penghargaan setelah membuat syair sebanyak 1.550 bait yang diberi judul Hasan dan Fatimah. Adri mengaku akan terus meningkatkan kemampuan untuk membuat pantun dan syair terpanjang. Bahkan ia sedang mempersiapkan sebuah syair sepanjang 3.000 bait. Wooow….
Melalui petikan gitarnya, Jubing Kristianto benar-benar membuat penonton terpana, terpesona. Betapa tidak, lewat sejumlah lagu anak-anak seperti naik becak dan delman yang dimainkannya benar-benar menjadi suatu komposisi musik yang indah dan menghibur. Dan atas kepiawaiannya dalam memetik gitar ini Jubing sudah melanglang buana ke sejumlah negara untuk mengadakan konser maupun resital. Termasuk baru-baru ini, pria asal Semarang yang sebelumnya berprofesi sebagai wartawan ini menggelar resital bersama budayawan, Jaya Suprana di Melbourne, Australia.
Seniman yang tak kalah uniknya adalah Dwi Santoso. Pria yang kini bermukim di Sidoarjo, Jawa Timur ini memainkan enam alat musik secara bersamaan. Harmonika, perkusi, ukulele, bongo, karakas dimainkan di kedua tangan, sementara kedua kakinya memainkan gendang dan bass piano yang sudah dimodifikasi. Dwi mengaku, dengan alat musiknya yang “aneh”itu dia berkeliling kampung menghibur masyarakat. Bahkan tidak jarang ia pentas di pesta hajatan perkawinan atau pertunjukkan lainnya. Atas kelebihan Dwi yang tidak biasa ini MURI baru-baru ini memberikan penghargaan.
Kreasi dan prestasi para seniman itu memang patut diapresiasi. Di tengah keterbatasan dan kondisi negara yang masih prihatin mereka bisa menciptakan suatu karya seni yang tidak hanya berkelas lokal, tapi dunia. ( end)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar