Jumat, 28 Februari 2014

RANTAU 1 MUARA

Oleh A. Fuadi

Sinopsis


Buku Ketiga Trilogi Negeri 5 Menara

Alif merasa berdiri di pucuk dunia. Bagaimana tidak? Dia telah mengelilingi separuh dunia, tulisannya tersebar di banyak media, dan diwisuda dengan nilai terbaik. Dia yakin perusahaan-perusahaan akan berlomba-lomba merekrutnya.

Namun Alif lulus di saat yang salah. Akhir 90-an, krisis ekonomi mencekik Indonesia dan negara bergolak di masa reformasi. Satu per satu, surat penolakan kerja sampai di pintunya. Kepercayaan dirinya goyah, bagaimana dia bisa menggapai impiannya?

Secercah harapan muncul ketika Alif  diterima menjadi wartawan di sebuah majalah terkenal. Di sana, hatinya tertambat pada seorang gadis yang dulu pernah dia curigai. Ke mana arah hubungan mereka? Dari Jakarta, terbuka cakrawala baru. Alif meraih beasiswa ke Washington DC, mendapatkan pekerjaan yang baik dan memiliki teman-teman baru di Amerika. Hidupnya berkecukupan dan tujuan ingin membantu adik-adik dan Amak pun tercapai.

Life is perfect, sampai terjadi peristiwa 11 September 2001 di World Trade Center, New York, yang menggoyahkan jiwanya. Kenapa orang dekatnya harus hilang? Alif dipaksa memikirkan ulang misi hidupnya. Dari mana dia bermula dan ke mana dia akhirnya akan bermuara?

Mantra ketiga “man saara ala darbi washala” (siapa yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan) menuntun perjalanan pencarian misi hidup Alif. Hidup hakikatnya adalah perantauan.

Rantau 1 Muara bercerita tentang konsistensi untuk terus berkayuh menuju tujuan, tentang pencarian belahan jiwa, dan menemukan tempat bermuara. Muara segala muara.

FREKWENSI CINTA



Ini terahkir ? benarkah ? 

Sebenarnya aku tak ingin semua nya ini berahkir begitu saja. Aku masih ingin melihat pelangi senja bersamamu, melihat bintang berasi bersamamu, merajut asa menjadi rasa. Bukan begini, bukan seperti ini :’

Apa memang kamu tak menginginkan ku kembali ? benar kah itu mau mu ? jika hati ku mampu untuk berkata mungkin tak akan ada waktu yang tersisah untuk terselip kata dari hati lain. Dia akan bercerita tentang nada hati yang telah lelah untuk bernyanyi, tentang gelombang jiwa yang memiliki frekwensi tak beraturan karena banyak sekali amplitudo yang masuk bertubi-tubi. 

Selamat ya, aku pergi; aku akan kembali jika kamu yang meminta :’)

Pi !

Rabu, 26 Februari 2014

AKU RA POPO

1374280942377955042Baru saja aku rehat dari rasa yang menguras itu, yang mencabik-cabik mimpi itu. Baru saja aku tenang dengan seulas senyum yang senyatanya. Ya..baru saja dan rasa itu kembali hadir dengan senyum yang memuakkan.

Aku mengerti, kamu pasti sangat suka berbincang dengannya, menghabiskan waktumu bersamanya. Iya, kalian sangat serasi. Senyum itu, tawa itu. Ah, iya, aku tahu betul itu bukan yang biasa tapi tak apa, lanjutkan saja. Aku tak apa…

Cinta itu datang karena terbiasa. Biasa ngobrol,biasa ketemu, biasa becanda, biasa iseng. Itu ‘kan yang kamu lakukan? Tapi tak apa, lanjutkan saja.

Aku tak apa meskipun aku harus kuyup. Aku tak apa meskipun harus berlama-lama sendiri. Sering menghela, sering membuat senyum palsu, sering berpura-pura menikmati bahagiamu, aku tak apa, lanjutkan saja.

Selasa, 25 Februari 2014

Tiba-tiba Dia Ada


Seandai dirinya tercipta untukku, relaku menjadi miliknya.
Judul : Tiba-Tiba Dia Ada
Penulis : Rehan Makhtar
Terbitan : Penulisan2u
Muka Surat : 647
Harga : RM24
Novel ni akan mula dipasarkan Januari 2014, tapi sape2 yang ada serbu Pesta Buku kat PWTC baru-baru ni dah selamat la peluk novel ni. Hihihihi…
Rumusan Kisah :
Cadangan tiba-tiba kedua ibubapa Aryana menyebabkan Aryana memaksa diri untuk menerima Ayie yang lebih muda darinya. Kemunculan Ayie yang tiba-tiba dalam hidup Aryana membuatkan Aryana ter-bau hanyir dengan cadangan ibubapanya.
Setelah bernikah, Aryana menemani Ayie kembali semula ke Berlin untuk meneruskan pengajiaannya. Bau-hanyir terjawab sudah. Kematangan dan kenakalan Ayie mengusik hati Aryana dan mereka bahagia bersama.
Kebahagiaan mereka teruji bilamana Aryana terpaksa kembali semula ke Malaysia dan meninggalkan Ayie di Berlin.
Petikan-petikan dari dalam novel :
Aryana : Kalau betul awak nak diikat, kenapa dengan kakak? Kan awak ada awen sendiri? Tak sayang awek? Atau saja nak main-mainkan hati perempuan lain? Awak tak berani nak tolak kehendak parents awak, biar kakak cakap dengan dia orang. Okey macam tu? – m/s 46
Aryana : Ayie tersilap panggil nama Khai sekali dalam tidur. Dengan gambar segala, bohong kalau Arya tak curiga. Arya bukan tak percaya tapi Arya curiga. Itu mungkin membawa maksud yang sama tapi tetap perkataan berbeza. Sungguh ke Ayie tak ada rasa dekat perempuan? – m/s 168
Ayie : Try me tonight kalau Arya tak percaya yang Ayie ni bukan gay. – m/s 229
Ayie : Tak ada terkeluarnya dan kalau terkeluar pun, yang ada dalam dada Arya tu jantung Ayie punya. Kita dah sistem barterkan jantung masing-masing kan? Jadi toksah nak risaulah. Ayie tak bagi jantung tu keluar merata-rata. Musim luruh nak masuk musim sejuk ni, biar duduk situ. Nyaman sikit. – m/s 255
Ayie : Mesti tak biasa. Adanya Arya sekarang macam panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari. Bagaikan pantai kematian ombak. – m/s 304
Ayie : Ayie kagum sungguh ni. Tak tipu. Bangga Arya cakap Ayie ni ialah lelaki dalam hati Arya. Of course I’m a man in your heart. Tak ada siapa boleh diami hati Arya melainkan Ayie aje. Ayie dah buat pagar karan dalam hati Arya tu. High voltage. Orang nak sentuh kena renjatan. Terus kojol… - m/s 323
Aryana : Sekarang di mana saja ada Zakhri Adha, itulah  tempat paling seronok buat seorang Aryana… - m/s 370
Aryana : Ayie is the best thing that happened to me, ma… and I thank you for bringing him to this world. – m/s 402
Iman Firdaus : You pun macam tu, Aryana. Sesuatu yang tak mampu I  miliki… Tapi, you jangan risau. I ni bukan jenis lelaki yang akan merampas hak orang lain, awek orang sekalipun. Ini apatah lagi isteri orang. I tahu dosa pahala and I think you both look good together… - m/s 476
Ayie : Setiap ada Arya, di situlah ada rasa Ayie nak bercinta… - m/s 534
Umur itu angka tapi jodoh itu ialah hadiah daripada Allah Yang Esa. – m/s 644

DAUN YG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin...

Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus tereggutkan dari tangkai pohonnya.

Itu adalah barisan kata yang terdapat dalam buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karangan Tere Liye. Dewasa ini, Tere Liye telah dikenal sebagai novelis yang hasil karyanya mampu menyentuh para pecinta novel. Cerita novelnya yang ringan namun tetap padat, berisi manfaat serta pesan moral yang beranjak pada kejadian di kehidupan sehari-hari pembaca.
Novel roman ini, berisikan konflik di kehidupan seorang manusia yang disajikan secara ringan. Cerita seputar percintaan, kasih sayang, persaudaraan dan pertemanan. Berkisah tentang seorang gadis bernama Tania dengan segala permasalahannya. Keluarga Tania adalah keluarga miskin yang selama tiga tahun hidup di sebuah lahan kosong pinggiran kota Depok, beralaskan dan beratapkan kardus, dengan sebuah pohon linden pada halamannya. Berawal dari kisah masa kecilnya yang sulit, dia harus menjalani hidup sebagai pengamen ibukota. Bersama adiknya, Dede, menyanyikan lagu sambil memainkan kecrengan dari satu bis kota ke bis kota lain. Ketiadaan ayah sedari mereka balita yang membuat hidup mereka sulit. Sampai suatu ketika nasib mereka berubah, saat Tuhan menyampaikan takdirnya lewat seorang penumpang bis kota yang selanjutnya dijuluki malaikat oleh dua kakak beradik ini. Danar, lelaki berusia 20 tahunan yang mereka temui di bis kota. Danar adalah nasib baik dan dia juga akan menjadi tokoh dalam kisah cinta Tania. 
Danar yang sedari kecil tidak memiliki keluarga merasa sangat senang bertemu dengan keluarga Tania. Apalagi ibu, dia mengganggap ibu sebagai ibunya sendiri. Mencium tangannya, memberikan modal untuk membuat usaha kue dan mengajak Tania dan Dede kembali ke bangku sekolah. Dia pun menyatakan kesanggupannya untuk membiayai kehidupan keluarga ini. Kebaikannya terus dia berikan hingga kedua anak itu beranjak dewasa.
Beberapa tahun kemudian, ketika usia mereka bahkan belum memasuki usia remaja, sang ibu menyusul kematian sang ayah. Pesan menyentuh disampaikan oleh ibu Tania sebelum meninggal yaitu bahwa Tania tidak boleh menangis untuk hal apapun dan dalam kondisi sesulit apapun. Tania hanya boleh menangis untuk dia, si malaikat penolong mereka.
Hingga saat dewasa, Tania semakin mampu membuktikan bahwa hidupnya telah sukses, dengan bekerja pada sebuah perusahaan pialang terkemuka di Singapura. Sejak zaman sekolah Tania telah menjadi idola, tetapi tetap saja dia mengganggap semuanya biasa karena hatinya hanya milik Danar. Kisah cinta itu tak pernah tersampaikan karena alasan jarak umur yang memisahkan keduanya, karena hutang budi yang tak pernah habis membuatnya segan terhadap malaikatnya.
Ketika panggilan om berubah menjadi kak’, rasa cinta yang muncul sejak Tania berusia 11 tahun itu semakin berkembang seiring dengan pertambahan umurnya. Walaupun Tania masih kecil saat itu, ternyata Danar telah memiliki perasaan yang sama dengan Tania, hanya saja dia tidak mau mengungkapkannya karena menganggap Tania seperti adik sendiri.
Bukti-bukti perasaan itu semakin kuat terlihat pada kunjungan Danar ke Singapura. Tanpa sepengetahuan Tania ternyata liontin yang dimiliki Tania adalah liontin spesial. Karena ternyata dibaliknya terdapat gambar potongan pohon linden yang juga terdapat pada liontin Danar. Hanya pada liontin mereka berdua. Pohon linden adalah pohon yang sangat berarti bagi cerita ini karena pohon tersebut tumbuh di halaman rumah kardus tempat dulu Tania sekeluarga tinggal.
Danar pun akhirnya menikah dengan Ratna namun wanita ini hanya menjadi pelarian perasaannya saja. Menyakitkan bagi Tania, pernikahan ini telah membuat hatinya hancur. Namun, pernikahan itu tidak pernah bahagia, Ratna merasa bahwa dia kalah oleh bayangan lain yang dicintai Danar. Tidak ada cinta sejak awal. Ratna selalu membagi keluh kesahnya kepada Tania yang sedang bekerja di Singapura lewat email. Hal ini membuat Tania yang telah mau memaafkan tersebut penasaran dan tidak terima dengan perlakuan Danar terhadap Ratna hingga akhirnya Tania memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Pada akhir cerita, Tania mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya, menanyakan kepada Danar tentang perasaannya, tentang pernikahannya. Dan ternyata semua benar, Danar memiliki perasaan yang sama dengan Tania. Semua tidak pernah terungkap. Namun, memang cinta tak harus dimiliki oleh keduanya.

Keunggulan Isi Buku :
Pada buku ini disajikan cerita yang menarik, menggunakan bahasa yang ringan dan penuh motivasi. Tentang bagaimana seseorang yang memiliki nasib yang tidak beruntung mampu meraih kesuksesan di masa depannya.

Kelemahan Isi Buku :
Cerita dalam buku ini memiliki alur yang mudah ditebak.

Saran-saran:
Sebaiknya pada novel ini ditambahkan lagi bagian-bagian cerita yang dapat membuat pembaca penasaran agar ceritanya menjadi semakin menarik.

Manfaat Buku:
Dapat menjadi motivasi bagi para pembaca untuk tidak patah semangat dalam meraih mimpi dan membuka sudut pandang pembaca terhadap cinta yang sulit untuk diungkapkan.

I. IDENTITAS BUKU
a.    Judul Buku /Novel          : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
b.    Penerbit                         : PT Gramedia Pustaka Utama
c.    Tahun Terbit                  : 2010
d.    Cetakan                         : ke – 2
e.    Tebal Buku                    : iv+256 halaman
f.     Harga Buku                   : Rp.40.000,-
g.    Pengarang                      : Tere Liye

Senin, 24 Februari 2014

Buku #JatuhCintaDiamDiam TERBIT!



Buku #JatuhCintaDiamDiam TERBIT!

Judul Buku: Jatuh Cinta Diam-diam
Penerbit: Plotpoint
Terbit: 10 Januari 2014
Jumlah Halaman: 236 halaman
Penulis: Dwitasari
Bukan keinginanmu untuk terus memendam cinta. Bukan kemauanmu untuk terus diam meskipun ada perasaan yang sangat dalam. Diammu, bisumu, dan rasa bertahan untuk tidak mengungkapkan itulah yang membuat cinta yang kaurasakan justru makin terlihat ada dan nyata. Lalu, dari jauh kauhanya bisa menatapnya, berharap dia bisa merasakan perasaanmu tanpa harus kamu ungkapkan. Setiap hari, kauhanya bisa mendoakannya, meyakini bahwa Tuhan akan selalu menyelimuti dia dengan kebahagiaan. Namun, sampai kapan kamu bertahan untuk terus diam?
Masuklah ke dalam empat belas kisah penuh perjuangan, tawa, canda, juga air mata. Ini kisah tentang seorang pria Wonogiri yang mencintai tembang lagu Didi Kempot. Pria yang hanya tahu meracik mie ayam ternyata bisa juga diam-diam mencintai wanita Jakarta yang penuh gelimang harta. Apakah kisah mereka berakhir bahagia? Temukan dalam cerita berjudul RASA. Lalu, jika kamu telah membayangkan pria Wonogiri yang gerak-geriknya pasti menggelikan, kamu tentu akan tertawa terbahak-bahak hingga matamu berair. Ah, air mata yang berasal dari tawa, namun sadarkah kamu orang yang membuatmu tertawa paling kencang juga berpeluang membuatmu menangis lebih kencang? Temukan kisah manis ini dalam cerita berjudul DALAM TAWA. Siapakah seseorang yang bisa membuatmu tertawa? Apakah dia pria berlogat betawi yang selalu terlihat becanda namun ternyata di dalam hatinya tersimpan perasaan yang sulit untuk kautebak? Jelajahi kisah itu dalam cerita berjudul SUSU KALENG. Saat membayangkan susu kaleng, mungkin kamu membayangkan betapa dirimu pernah dalam keadaan haus dan letih serta kepanasan karena teriknya matahari yang menyinari tubuhmu. Perasaanmu sungguh sama dengan Ayesha, wanita berjilbab yang menambatkan hatinya pada pria yang mengenakan kalung salib di lehernya. Temukan kisah mengharukan itu dalam cerita MEMILIH.
Masih ada sepuluh kisah lagi yang tersimpan rapat, kisah-kisah yang saya kumpulkan setelah bertemu dengan macam-macam pria, kisah-kisah yang kamu rasakan sekarang atau bahkan beberapa tahun yang lalu, kisah yang diam-diam ingin segera meloncat keluar dari lubang persembunyian hatimu. Apakah kaumasih kuat menunda agar tidak membaca kisah dalam buku ini?
SEGERA MILIKI atau kisah cintamu menyentuh titik BASI!
Buku #JatuhCintaDiamDiam bisa kamu miliki dengan bonus Tanda Tangan Dwita dan kamu berkesempatan mengikuti undian berhadiah iPod Shuffle untuk kamu dan seseorang yang ada dalam hatimu.

Jalan Pulang Untuk Rindu

Langit Kelabu di sinar mataku, 1 Februari 2012

Untukmu, yang mungkin telah melupakan aku
Surat ini khusus kualamatkan ke rumah hatimu, tempat yang pernah kukunjungi tapi tak pernah kutahu alamat detail dan daerah spesifiknya. Entah mengapa, saat menulis ini, aku ingat kali pertama pertemuan itu terjadi. Aku ingat betul detail kalimat yang kauucapkan sehangat desah angin di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Aku tak melupakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di antara kita. Dan... Aku selalu ingat bagaimana caramu dan caraku untuk menikmati detik yang berganti menjadi menit. Bagaimana usahaku dan usahamu untuk menghargai menit yang berganti menjadi jam. Nyatanya, aku belum benar-benar membuang semua tentangmu dari otakku.
Kepada kamu, pria berambut panjang... sepanjang pinggang
Es kelapa muda yang kausesap perlahan tak memunculkan tanda-tanda adanya percakapan. Tatapanmu mengarah ke depan, tatapanku mengarah jauh menelusuri Stadion Mandala Krida. Hanya bisik angin yang memainkan dedaunan kering, menerbangkan daun-daun itu menuju tempat ternyaman bagi mereka. Deru bus TransJogja mengisi kesepian gendang telingamu dan gendang telingaku. Kita sama-sama terdiam tanpa ungkapan yang mengalir melalui pita suara, tapi sebenarnya ada banyak kecamuk dalam diriku, untuk mengajakmu setidaknya bicara dan menyapa. Entah mengapa bibirmu dan bibirku kelu, bisu! Seakan-akan kita hanya butuh tatapan mata dan membiarkan angin menyampaikan pesan hati kita. Beberapa menit berlalu, waktu kembali berlari pada lintasannya, di ujung terik bagaskara yang menusuk kulit, kauucapakan kata-kata rindu, tumpah begitu saja dari bibirmu. Lalu... Sepi itu berubah menjadi tawa. Deru TransJogja berubah menjadi kebisingan yang menyenangkan. Sesuatu yang kita sebut jarak telah menyatukan kita pada satu titik, di mana aku dan kamu saling mengunci tatapan mata, keajaiban kecil yang kita sebut pertemuan.
Tertulis dengan sederhana untukmu, calon arsitek yang masih semester 4
Kamu adalah yang pertama. Pertama kali mengajariku rasanya duduk di sepada motor bersama dengan seorang pria, dan aku mematung kala itu. Kamu adalah yang pertama. Pria yang pertama kali menjadi sebab rasa grogi dan canggungku, saat mata kita saling bertatapan di Mister Burger kala itu. Kamu adalah yang pertama. Seorang Adam yang menyebabkan pipiku memerah karena tersipu malu menerima tangkai bunga darimu. Kamu adalah yang pertama. Pria bermata indah yang mengenalkan aku pada kekasih hati pertamanya, ibumu. Kamu adalah yang pertama. Seseorang yang pertama kali mengajarkanku untuk mengepakan sayap, juga seseorang yang mematahkan sayap-sayapku.
Untukmu, pria yang saat ini terpisah ratusan kilometer denganku
Kamu ingat sekarang tanggal berapa? 1 Februari 2012, apakah tanggal 1 masih menjadi tanggal yang begitu spesial untuk kita? Setelah tangan perpisahan menyebabkan kita saling menjauh. Setelah kata putus menjadi kesepakatan terbaik untuk kita berdua. Benarkah semua yang kita sepakati adalah yang terbaik? Apakah kaumerasakan bahwa hidupmu jauh lebih baik ketika perpisahan kita terjadi? Apakah hari-harimu masih berjalan normal? Ketika aku tak lagi mengisi hari-harimu? Aku tak menuntutmu untuk manjawab jika pertanyaanku malah membuatmu seakan-akan terlempar ke masa lalu. Seperti perkataanku dulu, bahwa aku tak akan menyakitimu dengan tanganku, dan aku tidak akan menyia-nyiakan kamu, walaupun perpisahan tetap saja jadi pilihanku dan pilihanmu.
Beberapa minggu ini, aku memang tak tahu kabarmu, bagaimana keseharianmu dan kuliahmu. Tapi, pentingkah hal itu kulakukan? Aku sudah melindungimu dalam kenangan, cukupkah? Aku selalu merindukanmu dalam pikiran, pantaskah? Aku selalu mengaliri hari-harimu dengan doa, masih bolehkah?
Aku kangen kamu begitu juga dengan ibu. Aku rindu bertemu dengan gecko peliharaanmu, ikan kecintaanmu, landak kesukaanmu, dan ayam kesenanganmu. Aku rindu rumahmu dan sepeda motormu. Aku rindu saat di mana kita bicara dan duduk di ruang tamu. Aku menyisir rambutmu sambil tertawa lepas, lalu kita menghitung jumlah rambutmu yang rontok. Kamu pria dan berambut panjang, aku wanita dan berambut pendek. Dulu, kita memang pasangan yang langka dan aneh. Hal-hal yang kita lakukan selalu berbeda dengan pasangan-pasangan lainnya. Tapi, kalau boleh jujur, justru keanehan itulah yang membuatku percaya bahwa rindu selalu punya jalan pulang. Jalan itu ada di hatimu, meletup dalam napasmu, merasuk masuk melalui nadimu. Jujurku menenggelamkan kemunafikanku. Nyatanya, aku (masih) merindukanmu.
Ada banyak hal yang membuatku tak bisa melupakan Yogyakarta. Ada banyak hal yang dimiliki Yogyakarta tapi tak dimiliki kota-kota lainnya. Ada beberapa hal yang selalu kurindukan dari kotaku, salah satunya adalah... senyummu.

Dari mantan kekasihmu
Yang sedang menyelamatkan mimpi-mimpinya
Yang masih mencium aroma tubuhmu di tubuhnya
Kalau kita masih bersama
tepat hari ini hubungan kita berusia lima bulan