Daun yang jatuh tak pernah membenci angin...
Biarlah aku luruh ke
bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski
harus tereggutkan dari tangkai pohonnya.
Itu adalah barisan kata yang terdapat dalam buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karangan
Tere Liye. Dewasa ini, Tere Liye telah dikenal sebagai novelis yang
hasil karyanya mampu menyentuh para pecinta novel. Cerita novelnya yang
ringan namun tetap padat, berisi manfaat serta pesan moral yang beranjak
pada kejadian di kehidupan sehari-hari pembaca.
Novel roman ini, berisikan konflik di kehidupan
seorang manusia yang disajikan secara ringan. Cerita seputar percintaan,
kasih sayang, persaudaraan dan pertemanan. Berkisah tentang seorang
gadis bernama Tania dengan segala permasalahannya. Keluarga Tania adalah
keluarga miskin yang selama tiga tahun hidup di sebuah lahan kosong
pinggiran kota Depok, beralaskan dan beratapkan kardus, dengan sebuah
pohon linden pada halamannya. Berawal dari kisah masa kecilnya yang
sulit, dia harus menjalani hidup sebagai pengamen ibukota. Bersama
adiknya, Dede, menyanyikan lagu sambil memainkan kecrengan dari
satu bis kota ke bis kota lain. Ketiadaan ayah sedari mereka balita yang
membuat hidup mereka sulit. Sampai suatu ketika nasib mereka berubah,
saat Tuhan menyampaikan takdirnya lewat seorang penumpang bis kota yang
selanjutnya dijuluki malaikat oleh dua kakak beradik ini. Danar, lelaki
berusia 20 tahunan yang mereka temui di bis kota. Danar adalah nasib
baik dan dia juga akan menjadi tokoh dalam kisah cinta Tania.
Danar yang sedari kecil tidak memiliki keluarga
merasa sangat senang bertemu dengan keluarga Tania. Apalagi ibu, dia
mengganggap ibu sebagai ibunya sendiri. Mencium tangannya, memberikan
modal untuk membuat usaha kue dan mengajak Tania dan Dede kembali ke
bangku sekolah. Dia pun menyatakan kesanggupannya untuk membiayai
kehidupan keluarga ini. Kebaikannya terus dia berikan hingga kedua anak
itu beranjak dewasa.
Beberapa tahun kemudian, ketika usia mereka bahkan
belum memasuki usia remaja, sang ibu menyusul kematian sang ayah. Pesan
menyentuh disampaikan oleh ibu Tania sebelum meninggal yaitu bahwa Tania
tidak boleh menangis untuk hal apapun dan dalam kondisi sesulit apapun.
Tania hanya boleh menangis untuk dia, si malaikat penolong mereka.
Hingga saat dewasa, Tania semakin mampu membuktikan
bahwa hidupnya telah sukses, dengan bekerja pada sebuah perusahaan
pialang terkemuka di Singapura. Sejak zaman sekolah Tania telah menjadi
idola, tetapi tetap saja dia mengganggap semuanya biasa karena hatinya
hanya milik Danar. Kisah cinta itu tak pernah tersampaikan karena alasan
jarak umur yang memisahkan keduanya, karena hutang budi yang tak pernah
habis membuatnya segan terhadap malaikatnya.
Ketika panggilan om berubah menjadi kak’, rasa cinta
yang muncul sejak Tania berusia 11 tahun itu semakin berkembang seiring
dengan pertambahan umurnya. Walaupun Tania masih kecil saat itu,
ternyata Danar telah memiliki perasaan yang sama dengan Tania, hanya
saja dia tidak mau mengungkapkannya karena menganggap Tania seperti adik
sendiri.
Bukti-bukti perasaan itu semakin kuat terlihat pada
kunjungan Danar ke Singapura. Tanpa sepengetahuan Tania ternyata liontin
yang dimiliki Tania adalah liontin spesial. Karena ternyata dibaliknya
terdapat gambar potongan pohon linden yang juga terdapat pada liontin
Danar. Hanya pada liontin mereka berdua. Pohon linden adalah pohon yang
sangat berarti bagi cerita ini karena pohon tersebut tumbuh di halaman
rumah kardus tempat dulu Tania sekeluarga tinggal.
Danar pun akhirnya menikah dengan Ratna namun wanita
ini hanya menjadi pelarian perasaannya saja. Menyakitkan bagi Tania,
pernikahan ini telah membuat hatinya hancur. Namun, pernikahan itu tidak
pernah bahagia, Ratna merasa bahwa dia kalah oleh bayangan lain yang
dicintai Danar. Tidak ada cinta sejak awal. Ratna selalu membagi keluh
kesahnya kepada Tania yang sedang bekerja di Singapura lewat email. Hal
ini membuat Tania yang telah mau memaafkan tersebut penasaran dan tidak
terima dengan perlakuan Danar terhadap Ratna hingga akhirnya Tania
memutuskan untuk pulang ke Jakarta.
Pada akhir cerita, Tania mulai berani untuk
mengungkapkan perasaannya, menanyakan kepada Danar tentang perasaannya,
tentang pernikahannya. Dan ternyata semua benar, Danar memiliki perasaan
yang sama dengan Tania. Semua tidak pernah terungkap. Namun, memang
cinta tak harus dimiliki oleh keduanya.
Keunggulan Isi Buku :
Pada buku ini disajikan cerita yang menarik,
menggunakan bahasa yang ringan dan penuh motivasi. Tentang bagaimana
seseorang yang memiliki nasib yang tidak beruntung mampu meraih
kesuksesan di masa depannya.
Kelemahan Isi Buku :
Cerita dalam buku ini memiliki alur yang mudah ditebak.
Saran-saran:
Sebaiknya pada novel ini ditambahkan lagi
bagian-bagian cerita yang dapat membuat pembaca penasaran agar ceritanya
menjadi semakin menarik.
Manfaat Buku:
Dapat menjadi motivasi bagi para pembaca untuk tidak
patah semangat dalam meraih mimpi dan membuka sudut pandang pembaca
terhadap cinta yang sulit untuk diungkapkan.
I. IDENTITAS BUKU
a. Judul Buku /Novel : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
b. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
c. Tahun Terbit : 2010
d. Cetakan : ke – 2
e. Tebal Buku : iv+256 halaman
f. Harga Buku : Rp.40.000,-
g. Pengarang : Tere Liye